Toha Maarif: Tulang Rusuk Yang Patah

Rabu, 04 Juli 2012

Tulang Rusuk Yang Patah


Ini adalah sebuah kisah yang saya baca dari sebuah milis
Cerita ini cukup menyentuh hati saya, tentang arti pasangan hidup bagi saya. Setelah saya membacanya saya bisa memahami arti dari sebuah pasangan. Dan yang pasti saya akan menyayangi pasangan saya kelak karena “dia” adalah tulang rusuk saya.

Sebuah senja yang sempurna,  sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Apakah ada yang lebih sempurna dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih, sebut saja raka dan dara, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu dara pun mulai minta kepastian, pastinya kepastian cinta mereka
Dara: Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka: kamu dong?
Dara: Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka: (Berfikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu, tulang
rusukku.
Kerana Allah melihat bahawa Adam kesepian. Saat Adam sedang lena tidur,
Allah mengambil rusuk Adam dan menciptakan Hawa. Semua
pria mencari tulang
rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi
merasakan sakit di hatinya
Selama mengarungi bahtera rumah tangga, dara dan raka mengalami masa yang indah dan manis untuk
se
saat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan  masing-masing dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari pada akhir sebuah pertengkaran Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak "Kamu nggakk cinta lagi sama aku!!!". Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik  berteriak "aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!!!" Tiba-tiba Dara terdiam, dan berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah, ia menatap Raka seakan tidak percaya pada apa yang telah dai dengar, Raka menyesali akan apa yang sudah dia ucapkan, tetapi seperti air yang
telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah.
"Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi
Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing"
isak Dara. Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari khabar akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula.
Raka yang tau semua informasi tentang Dara,  merasa kecewa karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya dan merasakan sakit di dadanya. Tetapi dai tak sanggup mengakui bahawa dia merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya bertemu kembali. Di airport, tempat di mana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka saling menatap
Raka: Apa khabar?
Dara: Baik... Kamu sudah menemui tulang rusukmu yang hilang?
Raka: Belum.
Dara: Aku akan terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka: aku akan kembali 2 minggu lagi. Telefon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu
nombor telepon
kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu .. "Good bye.."
Satu minggu kemudian, Raka medengar berita bahwa Dara mengalami kecelakaan dan meninggal. malam tu, sekali lagi, Raka meneguk kopinya dan kembali merasakan sakit dihatinnya. Akhirnya dia sedar bahwa sakit itu adalah kerana Dara, tulang rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia
patahkan.

kita kadang melampiaskan hampir semua kemarahan kita justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal.

1 komentar: